Pada zaman modern ini, ilmu Administrasi sudah
berkembang pesat dan ilmunya pun sudah digunakan dan dipelajari di seluruh
dunia. Banyak sekali buku-buku, jurnal, tesis, literatur, dan sumber-sumber
valid lainnya yang membahas tentang perkembangan ilmu administrasi. Dari yang
awalnya hanya dianggap sebagai ‘seni’, hingga sampai saat ini telah menjadi
salah satu disiplin ilmu yang konkret. Namun, dari banyaknya sumber yang
membahas tentang perkembangan ilmu administrasi, hanya sedikit yang membahas
tentang perkembangan ilmu administrasi di zaman kejayaan Islam. Padahal, saat
itu (zaman kelahiran dan kejayaan Islam), proses administrasi sudah mulai
berkembang pesat, dan bahkan sudah mendekati ilmu administrasi modern yang
dipakai saat ini. Mulai dari zaman Khulafaur Rasyidin hingga kejayaan Bani
Abbasiyah (Dinasti Abbasiyah, dari abad 8 – 13 Masehi), proses administrasi
secara bertahap sudah berkembang sangat pesat. Namun, pada zaman modern ini,
ilmu administrasi yang diembangkan sejak zaman kejayaan Islam, kurang terekspos
dan bahkan sudah mulai hilang. Ilmu administrasi yang berkembang pada zaman
kejayaan Islam, hanya bisa dipelajari dari sumber (buku) yang sangat terbatas,
dan hanya dipelajari di instansi pendidikan tertentu. Padahal, menurut saya,
ilmu administrasi zaman kejayaan Islam sama kompleksnya dengan ilmu
administrasi modern yang dipelopori oleh F.W.Taylor dan Henry Fayol.
Menurut
saya, kurang tereksposnya ilmu administrasi zaman kejayaan Islam pada saat ini
adalah karena keterbatasan buku dan literatur yang menjadi sumbernya. Banyak
sumber-sumber yang hilang dan rusak sehingga dalam ilmu administrasi zaman
Islam terjadi missing link, yang
menyebabkan kurang lengkap dan kurang validnya administrasi zaman Islam sebagai
ilmu. Hal ini disebabkan oleh rusaknya beberapa buku-buku penting (yang ditulis
oleh ilmuwan muslim) pada saat perang Salib (1095 – 1291 Masehi), atau lebih
tepatnya pada saat ‘Pengepungan Baghdad’ pada tahun 1258 Masehi. Pada saat itu,
perpustakaan pusat umat Islam (di Irak) dihancurkan, sebagai efek dari
kekalahan pasukan umat Islam. Pada saat itu juga disebut sebagai awal
kehancuran Dinasti Abbasiyah. Sebagian besar buku-buku dibakar dan
ditenggelamkan di laut, dan mungkin saja buku yang membahas tentang
administrasi zaman kejayaan Islam pun ikut dihancurkan. Sehingga, ilmu
administrasi zaman kejayaan Islam menjadi missing
link, dan tidak valid sebagai bagian dari ilmu administrasi modern saat
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar