SUKSES MENJADI
MAHASISWA
Muda, intelek, berani. Dia seorang
pemuda yang menanggung beban berat di pundaknya. Dia yang setia mengemban
harapan dan tanggung jawab. Yang menjadi ujung tombak, berdiri di garis
terdepan dalam membela rakyat yang menderita. Dia yang menjadi harapan,
panutan, dan kebanggaan bagi rakyat.
Dia datang dari suatu daerah yang
jauh disana. Merantau, meninggalkan kampung halaman dan keluarga tercinta, demi
menuntut ilmu. Orang-orang terkasihnya tak pernah sekalipun berhenti berharap, agar kelak dapat menjadi orang yang sukses.
Malam pertama di tempat barunya.
Datang tanpa teman dan kerabat, tinggal sendirian di dalam kamar yang sempit.
Tidak senyaman kamar di rumahnya, namun kelak ruangan itu akan menjadi saksi
bisu dari perjuangannya meraih impian. Fajar menyingsing, sang surya muncul
malu-malu, lalu tersenyum ceria ke arahnya. Tibalah hari pertamanya, hari yang
selalu dikenang dan bersejarah baginya. Dia datang ke tempat yang akan selalu
didatanginya mulai hari ini sampai empat atau lima tahun lagi. Menuntut ilmu,
demi kemajuan bangsa dan kemakmuran rakyat.
Di hari pertamanya, dia berkenalan
dengan beberapa orang. Orang-orang yang senasib dengannya. Yang mengemban
harapan dan tanggung jawab yang sama dengan dirinya. Yang suatu saat nanti akan
menjadi rekan seperjuangan dalam membela kepentingan rakyat. Kemarin malam, dia
tidur sendiri di ruangannya. Malam berganti malam lainnya, satu-persatu
temannya datang berkunjung ke kamarnya dengan niat yang berbeda-beda. Ada yang serius
dengan tugas nya, berdiskusi, ber-opini, mencari-cari fakta, namun ada pula
yang sekadar bercanda ria, tertawa, sambil sesekali memetik gitar usang yang
dimilikinya. Keakraban yang menghangatkan dan menenangkan dirinya di
malam-malam yang dingin, yang hanya
dapat dirasakan di momen-momen itu.
Itulah sepenggal kisah awal dari
seorang pemuda yang datang jauh-jauh dari kampung halamannya untuk menuntut
ilmu, yang biasa kita kenal dengan sebutan ‘mahasiswa’. Pemuda yang mengemban
amanah, harapan dan tanggung jawab dari rakyat.
Namun, kisah-kisah seperti itu hanya
ada di era 80 sampai 90-an. Di masa kini, mahasiswa yang seperti itu, jumlahnya
hanya tinggal menghitung jari. Miris memang, namun itulah faktanya. Mahasiswa
masa kini lebih sering menunduk, bukan karena malu akan kegagalan nya dalam
membela rakyat, tapi karena keangkuhan mereka sendiri. Teknologi yang
mempermudah mereka untuk berinteraksi satu sama lain dan mengakses informasi,
namun kadang disalahgunakan untuk berbagai kepentingan pribadi yang tidak
bermanfaat. Mereka lebih senang duduk di kafe, menyantap camilan manis sambil
menikmati alunan musik, daripada hadir di forum diskusi untuk membahas isu-isu
yang sedang hangat di masyarakat. Mereka lebih senang bersikap apatis terhadap
permasalahan sosial, seakan hal itu diluar urusannya. Padahal, mahasiswa adalah
seorang agent of change, social control, moral force, iron stock,
atau sebutan-sebutan prestisius lainnya, yang mengharuskan mereka berperan
aktif dalam problema kemasyarakatan.
Bagi mahasiswa masa kini, lulus
tepat waktu dengan IPK tinggi adalah dambaan bagi mereka. Itulah indikator
kesuksesan bagi mereka. Padahal, sukses sebagai mahasiswa tidak hanya dilihat
dari segi akademis saja. Memang benar, lulus tepat waktu dengan IPK yang tinggi
adalah salah satu amanah yang diemban seorang mahasiswa, dari orang tuanya.
Orang tua mana yang tidak bangga dengan prestasi akademik luar biasa seperti
itu.
Kesuksesan sejati bagi seorang
mahasiswa tidak mesti diukur dari ‘wajah’ akademisnya, melainkan dapat dilihat
dari ‘wajah’ lainnya, yang juga tak kalah penting dan prestisnya dari
angka-angka yang terpajang dalam laporan indeks pencapaian akhir. Pengalaman
organisasi yang mumpuni, kontribusinya terhadap masyarakat sekitar, atau bahkan
untuk lingkungan internal kampus, adalah prestasi yang juga sangat
membanggakan. Pengalaman manis dan pahit yang didapatkan di organisasi,
membentuk dirinya menjadi seorang pribadi yang kompetitif, kreatif, bertanggung
jawab, memiliki skill kepemimpinan (leadership), ataupun softskill lainnya,
yang notabene nya sangat berguna dalam panggung organisasi yang lebih besar di
luar sana. Kontribusinya yang sangat berarti bagi masyarakat sekitar kampusnya,
rela mengabdikan dirinya demi kemajuan masyarakat disana. Ilmu yang didapat
tidak dipendam untuk dirinya sendiri, melainkan demi kecintaan dan tanggung
jawabnya sebagai motor penggerak pergerakan rakyat. Kemampuannya dalam bidang
penelitian dan beraksara, membawa dirinya menjadi andalan kampus dalam
kompetisi PKM setingkat nasional. Mengharumkan nama kampusnya, dan juga namanya
sendiri. Namanya muncul di berita televisi dan surat kabar nasional, dibaca
oleh orangtuanya di kampung sana. Terukir jelas ekspresi mereka, terharu dan
bangga dengan prestasi anaknya.
Itulah beberapa prestasi yang dapat
diraih oleh seorang mahasiswa. Masih banyak cara meraih prestasi dan indikator
kesuksesan bagi seorang mahasiswa, namun tidak dapat ditulis seluruhnya di
dalam kolom yang terbatas ini. Semoga, dengan tulisan ini, mahasiswa disana
dapat mengetahui jati diri mereka sebagai pemuda yang memegang panji, panutan
dan ujung tombak rakyat. Tridharma perguruan tinggi dan janji-janji suci mahasiswa,
bukan sekadar pajangan dalam seremoni penerimaan mahasiswa baru, namun juga
diterapkan sebagai pedoman. Percayalah, para rakyat selalu percaya dan yakin,
mereka dapat menggantungkan harapan besar di pundak mahasiswa.
Ditulis oleh :
Muhammad Zaky Ash Shiddiqie
Administrasi Publik Unpad
Gambar diambil dari :
https://news.okezone.com/read/2016/06/24/65/1424164/kerajinan-apik-limbah-kulit-jagung-ala-mahasiswa-unpad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar