Translate

Senin, 11 Desember 2017

Sukses Menjadi Mahasiswa



SUKSES MENJADI MAHASISWA
            
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimFNpAju_OjI91sdNQN-FEfk4sLSY1Mu_-e7hY1Hnqh0wp4y74vYNPCaMr9iNjc8tVhifLGQdH6VicHafr0ETCDJa_WR_VU_-gwBsii-fgT3eW5od0jPP-QasPNfNxk17n0WmyXaoXhQay/s1600/Gerbang+Unpad.jpghttps://img.okezone.com/content/2016/06/24/65/1424164/kerajinan-apik-limbah-kulit-jagung-ala-mahasiswa-unpad-WKV2DsEhto.jpg
Muda, intelek, berani. Dia seorang pemuda yang menanggung beban berat di pundaknya. Dia yang setia mengemban harapan dan tanggung jawab. Yang menjadi ujung tombak, berdiri di garis terdepan dalam membela rakyat yang menderita. Dia yang menjadi harapan, panutan, dan kebanggaan bagi rakyat.
            
 Dia datang dari suatu daerah yang jauh disana. Merantau, meninggalkan kampung halaman dan keluarga tercinta, demi menuntut ilmu. Orang-orang terkasihnya tak pernah sekalipun berhenti berharap,  agar kelak dapat menjadi orang yang sukses.
             
Malam pertama di tempat barunya. Datang tanpa teman dan kerabat, tinggal sendirian di dalam kamar yang sempit. Tidak senyaman kamar di rumahnya, namun kelak ruangan itu akan menjadi saksi bisu dari perjuangannya meraih impian. Fajar menyingsing, sang surya muncul malu-malu, lalu tersenyum ceria ke arahnya. Tibalah hari pertamanya, hari yang selalu dikenang dan bersejarah baginya. Dia datang ke tempat yang akan selalu didatanginya mulai hari ini sampai empat atau lima tahun lagi. Menuntut ilmu, demi kemajuan bangsa dan kemakmuran rakyat.
             
Di hari pertamanya, dia berkenalan dengan beberapa orang. Orang-orang yang senasib dengannya. Yang mengemban harapan dan tanggung jawab yang sama dengan dirinya. Yang suatu saat nanti akan menjadi rekan seperjuangan dalam membela kepentingan rakyat. Kemarin malam, dia tidur sendiri di ruangannya. Malam berganti malam lainnya, satu-persatu temannya datang berkunjung ke kamarnya dengan niat yang berbeda-beda. Ada yang serius dengan tugas nya, berdiskusi, ber-opini, mencari-cari fakta, namun ada pula yang sekadar bercanda ria, tertawa, sambil sesekali memetik gitar usang yang dimilikinya. Keakraban yang menghangatkan dan menenangkan dirinya di malam-malam yang dingin, yang hanya  dapat dirasakan di momen-momen itu.
           
 Itulah sepenggal kisah awal dari seorang pemuda yang datang jauh-jauh dari kampung halamannya untuk menuntut ilmu, yang biasa kita kenal dengan sebutan ‘mahasiswa’. Pemuda yang mengemban amanah, harapan dan tanggung jawab dari rakyat.
             
Namun, kisah-kisah seperti itu hanya ada di era 80 sampai 90-an. Di masa kini, mahasiswa yang seperti itu, jumlahnya hanya tinggal menghitung jari. Miris memang, namun itulah faktanya. Mahasiswa masa kini lebih sering menunduk, bukan karena malu akan kegagalan nya dalam membela rakyat, tapi karena keangkuhan mereka sendiri. Teknologi yang mempermudah mereka untuk berinteraksi satu sama lain dan mengakses informasi, namun kadang disalahgunakan untuk berbagai kepentingan pribadi yang tidak bermanfaat. Mereka lebih senang duduk di kafe, menyantap camilan manis sambil menikmati alunan musik, daripada hadir di forum diskusi untuk membahas isu-isu yang sedang hangat di masyarakat. Mereka lebih senang bersikap apatis terhadap permasalahan sosial, seakan hal itu diluar urusannya. Padahal, mahasiswa adalah seorang agent of change, social control, moral force, iron stock, atau sebutan-sebutan prestisius lainnya, yang mengharuskan mereka berperan aktif dalam problema kemasyarakatan.
            
 Bagi mahasiswa masa kini, lulus tepat waktu dengan IPK tinggi adalah dambaan bagi mereka. Itulah indikator kesuksesan bagi mereka. Padahal, sukses sebagai mahasiswa tidak hanya dilihat dari segi akademis saja. Memang benar, lulus tepat waktu dengan IPK yang tinggi adalah salah satu amanah yang diemban seorang mahasiswa, dari orang tuanya. Orang tua mana yang tidak bangga dengan prestasi akademik luar biasa seperti itu.
             
Kesuksesan sejati bagi seorang mahasiswa tidak mesti diukur dari ‘wajah’ akademisnya, melainkan dapat dilihat dari ‘wajah’ lainnya, yang juga tak kalah penting dan prestisnya dari angka-angka yang terpajang dalam laporan indeks pencapaian akhir. Pengalaman organisasi yang mumpuni, kontribusinya terhadap masyarakat sekitar, atau bahkan untuk lingkungan internal kampus, adalah prestasi yang juga sangat membanggakan. Pengalaman manis dan pahit yang didapatkan di organisasi, membentuk dirinya menjadi seorang pribadi yang kompetitif, kreatif, bertanggung jawab, memiliki skill kepemimpinan (leadership), ataupun softskill lainnya, yang notabene nya sangat berguna dalam panggung organisasi yang lebih besar di luar sana. Kontribusinya yang sangat berarti bagi masyarakat sekitar kampusnya, rela mengabdikan dirinya demi kemajuan masyarakat disana. Ilmu yang didapat tidak dipendam untuk dirinya sendiri, melainkan demi kecintaan dan tanggung jawabnya sebagai motor penggerak pergerakan rakyat. Kemampuannya dalam bidang penelitian dan beraksara, membawa dirinya menjadi andalan kampus dalam kompetisi PKM setingkat nasional. Mengharumkan nama kampusnya, dan juga namanya sendiri. Namanya muncul di berita televisi dan surat kabar nasional, dibaca oleh orangtuanya di kampung sana. Terukir jelas ekspresi mereka, terharu dan bangga dengan prestasi anaknya.  
            
 Itulah beberapa prestasi yang dapat diraih oleh seorang mahasiswa. Masih banyak cara meraih prestasi dan indikator kesuksesan bagi seorang mahasiswa, namun tidak dapat ditulis seluruhnya di dalam kolom yang terbatas ini. Semoga, dengan tulisan ini, mahasiswa disana dapat mengetahui jati diri mereka sebagai pemuda yang memegang panji, panutan dan ujung tombak rakyat. Tridharma perguruan tinggi dan janji-janji suci mahasiswa, bukan sekadar pajangan dalam seremoni penerimaan mahasiswa baru, namun juga diterapkan sebagai pedoman. Percayalah, para rakyat selalu percaya dan yakin, mereka dapat menggantungkan harapan besar di pundak mahasiswa.

Ditulis oleh :
Muhammad Zaky Ash Shiddiqie
Administrasi Publik Unpad

Gambar diambil dari :
https://news.okezone.com/read/2016/06/24/65/1424164/kerajinan-apik-limbah-kulit-jagung-ala-mahasiswa-unpad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar