Indonesia
memiliki banyak beraneka ragam kebudayaan, yaitu kebudayaan etnik dan
kebudayaan asing. Sedangkan Kebudayaan Nasional Indonesia sejak sumpah Pemuda,
atau sejak Indonesia merdeka, sehingga kebudayaan yang ada sangat perlu
dilestarikan dan dikembangkan oleh generasi muda saat ini, agar kekayaan
kebudayaan yang dimiliki Indonesia selalu terlihat dan dipandang oleh negara
lain, bahwa betapa banyaknya kesenian budaya yang telah dilestarikan dan
dibudayakan oleh bangsa kita.
Sebagai contoh dari adanya
kebudayaan di Indonesia diantaranya seperti kesenian Batik, kesenian Reog, dan
kesenian Tari Pendet. Kebudayaan tersebut sangat khas dan terkenal di
Indonesia. Bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai dan bangga akan
kebudayaannya sendiri. Dari kebudayaan suatu bangsa dapat dilihat dari kemajuan
dan intelektualitas masyarakatnya. Indonesia sebagai bangsa yang plural dengan
ragam kebudayaannya mampu menarik perhatian dunia dengan berbagai macam
warisan-warisan budayanya.
Sementara itu, mengutip dari sumber
Wikipedia, Westernisasi, atau
bisa disebut juga Eropanisasi
atau oksidentalisasi (dari kata Oksiden,
yang artinya ‘dunia barat’), adalah sebuah proses di mana masyarakat
berada di bawah atas mengadopsi budaya Barat
dalam berbagai bidang seperti industri,
teknologi,
hukum,
politik,
ekonomi,
gaya hidup,
gaya makan,
pakaian,
bahasa,
alfabet,
agama,
filsafat, dan nilai-nilai.
Westernisasi adalah sebuah ‘arus
besar’ yang mempengaruhi kehidupan suatu bangsa maupun negara yang bertujuan
untuk mewarnai kehidupan sehari-hari bangsa tersebut dengan ‘gaya Barat’.
Westernisasi di Indonesia, menurut saya merupakan suatu masalah yang perlu
dicermati bersama, karena menyebabkan perubahan terhadap masyarakat Indonesia.
Sekarang ini begitu banyak generasi bangsa Indonesia yang bersikap
"kebarat-baratan", penghasilan jati diri bangsa hanya tampak pada
sebagian kecil kelompok masyarakat.
Berikut ini adalah ciri-ciri dari
westernisasi : gaya hidup seakan-akan
bebas tanpa mengenal nilai dan norma sosial dalam masyarakat, gaya hidup
konsumerisme (boros), suka kegiatan yang bersifat seremonial yang disertai
pesta, minuman keras, dansa di bar, dan sebagainya, tindakan pergaulan bebas
dan berperilaku menyimpang , terjadinya kawin kontrak tanpa ikatan yang sah,
kegiatan hidup yang terprogram, misalnya ; wisata ke luar negeri, makan dengan
menu teratur, belanja ke swalayan, dan sebagainya.
Di tengah maraknya arus Westernisasi
yang masuk ke Indonesia melalui cara -cara tertentu menghasilkan dampak
positif dan dampak negatifnya sendiri bagi bangsa Indonesia. Terutama dalam
bidang kebudayaan. Seiring dengan kemajuan jaman, tradisi dan kebudayaan daerah
yang pada awalnya dipegang teguh, di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh
setiap suku, kini sudah hampir punah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, yaitu : kurangnya kesadaran
masyarakat, minimnya komunikasi (sosialisasi) kebudayaan asli Indonesia, dan
kurangnya pembelajaran kebudayaan.
Lunturnya budaya bangsa sebagai
identitas negara sangat terasa, hingga banyak terjadi kemelut persoalan akibat
kebudayaan yang sering terjadi akhir-akhir ini. Kemelut yang terjadi di
Indonesia disebabkan hilangnya budaya asli bangsa yang terkontaminasi budaya
Barat, sehingga negara ini kehilangan arah dalam mengimbangi kemajuan zaman.
Masyarakat zaman dahulu memiliki sikap sosial yang tinggi antar sesama dan
memiliki kesadaran untuk menaati peraturan yang ditetapkan pemerintah. Akan
tetapi, sekarang hal itu sangat sulit ditemukan. Selain sikap sosial yang
tinggi, rakyat zaman dulu juga memiliki kepedulian yang tinggi dalam menjaga
lingkungan di sekitarnya, sehingga kondisi alam pada era tersebut sangat cantik
dan menawan. Namun sejak masuknya pengaruh budaya-budaya barat ke negeri kita
tercinta ini hal itu mulai luntur berlahan lahan. Kalau dibandingkan antara
zaman sekarang dan zaman dahulu, dapat di ibaratkan seperti bumi dan langit.
Sangat memprihatin melihat bangsa kita saat ini, moral masyarakat sudah sangat
jauh dari etika ketimuran bangsa kita.
Ada berbagai macam teori yang
menawarkan solusi untuk masalah ini. Kebanyakan solusi-solusi tersebut sudah
dilaksanakan oleh sebagian orang, namun hanya beberapa yang efektif dalam
mempertahankan kebudayaan asli Indonesia. Banyak sekali faktor dan cara yang
harus dibenahi agar langkah-langkah tersebut bisa menjadi lebih efisien dan
efektif. Solusi yang terlintas dalam pikiran saya adalah dengan mengajarkan
kebudayaan asli Indonesia sejak masa kanak-kanak. Dengan memberikan pengetahuan
sekaligus praktiknya, anak-anak masa kini diharapkan akan mengenali dan dapat
mempertahankan eksistensi kebudayaan yang dipelajarinya. Langkah ini seharusnya
menjadi sebuah kebijakan pemerintah dari segi pendidikan, yang mengharuskan
mempelajari kesenian daerah sebagai bagian dari kurikulum pembelajaran. Selain
itu, dapat juga membuat program-program Festival Budaya tingkat Nasional maupun daerah, untuk lebih mengenalkan
kebudayaan Indonesia kepada khalayak umum. Saya yakin dua solusi ini sudah
diaplikasikan dalam kehidupan, namun pada kenyataannya masih saja kurang
efektif, karena penyelenggaraannya yang kurang baik. Saya berharap agar dua
solusi ini dilakukan dengan baik, dengan harapan agar bangsa Indonesia tidak
kehilangan aset budayanya yang sangat berharga di mata dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar